Selasa, 22 April 2008

Lebih Mahal ! Siapa Takut ?

Tadi malam pas lagi nonton tv, tiba tiba perut rasanya mulai komplain. Memang tadi sore nggak sempat makan nasi, cuma sepotong roti sobek gara gara nganter nyonya besar belanja.
Akhirnya jam 23 si perut minta di isi lagi ( yach maklum aja memang katro' alias ndeso, kalau belum makan nasi perut saya tetep aja bilangnya belum makan).
Untung saja masih ada tukang bakso yang biasa keliling perumahan setiap jam segitu. Langsung saja merapat ke pos ronda di mana si mas tukang bakso biasa mangkal menunggu pelanggannya.
Sudah lama juga nggak pernah nyantai sendiri sambil makan bakso. apalagi udara malam menambah kenikmatan bakso mas samsuri.
Sebenarnya bakso ini lebih mahal dari beberapa tukang bakso yang biasa masuk perumahan kami, bahkan ada produknya yang harganya 2 kali lebih mahal dari yang lain,. tapi anehnya orang - orang di sini malah rela menunggu mas sam ini meskipun ada beberapa pedagang bakso lewat depan rumah mereka. wah .... jadi tertarik lebih tahu apa sich rahasianya ?

Setelah ngobrol ke sana kesini, saya coba mengarahkan pembicaraan membuka rahasia mas Sam.


Dan ternyata meski mas Sam ini hanya lulusan SD ( Maaf bukan maksud saya merendahkan ), tapi beliau mempunyai beberapa ilmu bisnis yang sekarang ini mulai di seminarkan oleh pakar - pakar bisnis. Saya yakin, jangankan mengikuti seminar, membaca buku bisnis saja pasti belum pernah di lakukan mas Sam.


Ada beberapa Tips yang saya ingat dari cerita mas Sam.


1. Menjaga kualitas . mas Sam dengan disiplin menjaga kualitas baksonya, dia yakin konsumen bisa menilai mana tukang bakso yang benar - benar menjual bakso enak atau penjual yang hanya cari duit dengan menjual bakso tanpa memikirkan keinginan pembeli.


2. Kalau kualitas memang OK, jangan takut menjual dengan harga lebih mahal. Dia percaya kalau baksonya beda daripada bakso lain di lingkungan kami, makanya untuk membedakan baksonya yang lebih enak, mas Sam berani mematok harga lebih tinggi. ini membuat dia merasa memiliki place market sendiri. di mana segmen yang dia bidik adalah orang yang membutuhkan bakso dengan rasa yang lebih enak. Sepertinya hanya dia sendiri yang bermain di kelas bakso mahal. ( Wah , kalau teori ini sepertinya lebih joss. bukunya Hermawan kertajaya di marketing in venus, bisnis harus mempunyai perbedaaan . Mas sam juga memakai Blue Ocean Strategy di mana hanya dia yang berani mematok harga lebih mahal menciptakan pasar baru, sementara pemain yang lain bergelut saling menurunkan harga. Lumayan juga mas Sam ini, ternyata ilmu tersebut dia dapat dari sahabatnya pak Haji yang sekarang memiliki warung bakso lumayan besar dan terkenal di kota Pasuruan " bakso melati".

Tapi ada satu hal yang kurang dari mas Sam, waktu saya tanya apa nggak ingin buka cabang ? dengan serius dia menjawab " nggak perlu mas, ngurus ini saja saya sudah kerepotan, apalagi kalau banyak cabang". saya cuma mengangguk angguk, hanya dalam hati , sayang sekali , tapi memang di dunia ini ada orang besar dan orang kecil. Hanya pola pikir saja yang membedakan.

Tapi terlepas dari itu semua, saya acungkan jempol buat mas Sam, di balik kesederhanaannya mempunyai beberapa pikiran bisnis orang kaya. Apalagi kalau dia mau belajar lebih kepada pakarnya ? pasti bisa jadi konglomerat di kota ini.

Words of wisdom Today :

"The only difference between a rich person and poor person is how they use their time." Robert Kiyosaki